Peringatan HAB MTsN 2 Bantul dan Wisuda Tahfidz

Dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB) Madrasah, dilaksanakan juga kegiatan Wisuda Tahfidz yang merupakan salah satu acara rutin pada saat perayaan hari lahir (harlah) madrasah. Kali ini cukup banyak siswa yang diwisuda tahfidz. Dari seluruh jenjang, total ada 89 siswa-siswi yang diwisuda.

Tahfidz, merupakan salah satu program unggulan dari MTsN 2 Bantul. Sejak mulai masuk di madrasah ini awal tahun 2020 lalu, saya melihat ada potensi yang cukup besar untuk mengembangkan program ini menjadi unggulan madrasah. Meskipun jauh dari lingkungan pondok pesantren, namun dari sisi SDM yang mengampu program ini cukup menjanjikan.

Saat pertama mengikuti acara wisuda tahfidz pada awal tahun 2020, ada sekitar 52 siswa yang diwisuda kala itu. Dari data yang saya peroleh, ternyata dari sekian banyak siswa yang diwisuda tersebut rata-rata memiliki prestasi yang bagus di kelasnya. Bahkan banyak di antara mereka yang menduduki rangking 5 besar di kelas. Ini berarti bahwa tahfidz al-Qur'an, sama sekali tidak menganggu belajar mereka. Bisa berjalan beriringan dan bahkan bisa lebih meningkatkan prestasi mereka.

89 Wisudawan/ti berfoto bersama

Melihat hal itu, respon pertama saya saat itu adalah, program tahfidz ini harus lebih dikuatkan lagi pada tahun-tahun yang akan datang. Sebab anak-anak yang ikut program ini, dan punya hafalan al-Qur'an lebih banyak, biasanya juga lebih santun dan tidak bermasalah dalam banyak sisi. Maka dengan pendekatan tahfidz ini, saya berharap anak-anak bisa lebih terbina secara mental, juga meningkat prestasi akademiknya.

Qodarullah, niat untuk mengembangkan madrasah dan program tahfidz ini terkendala dengan adanya Covid-19. Bulan Januari 2020 mulai bertugas, bulan Maret sudah harus melaksanakan kebijakan WFH dan BDR (belajar dari rumah). Praktis kegiatan-kegiatan yang sudah ada di angan-angan, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Kepala Kantor Kemenag Bantul turut mewisuda siswa

Kondisi ketidakpastian dalam pembelajaran ini ternyata berlangsung cukup lama hingga tahun 2021. Dan ini mempengaruhi capaian hasil belajar siswa, termasuk Tahfidz. Awal tahun 2021 diadakan lagi wisuda tahfidz, namun hanya sedikit, sekitar 17 siswa, Hal ini terjadi karena siswa lebih banyak berada di rumah, sehingga guru tahfidz tidak membimbing secara maksimal.

Pengawas Madrasah, Ening Yuni SA turut mewisuda siswa

Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada inovasi pembelajaran agar capaian materi tetap bisa maksimal. Karena anak-anak banyak berada di rumah, saya harus mencari cara agar orang tua, saudara-saudara maupun masyarakat sekitar di mana anak-anak tinggal, ikut bertanggungjawab dan berpartisipasi dalam proses pendidikan mereka, terutama dalam program ini. Maka terciptakan strategi SUTIL HAMA JUMUR TUTOR + SEMANGAT.

Apa itu Sutil Hama Jumur Tutor + Semangat? Saya akan membahasnya pada postingan yang lain :)