Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ramadhan 2022 Ini Full Tadarus

Sebagai pengurus takmir di masjid kampung, sudah bertahun-tahun setiap kali Ramadhan datang saya hampir selalu dapat bagian berburu ustadz untuk mengisi kegiatan ramadhan. Fokus kegiatan biasanya pada saat setelah Tarawih dan setelah Sholat Subuh. Pada dua moment ini biasanya selalu diisi dengan ceramah. Nah, tugas saya biasanya mencari penceramah-penceramah yang akan mengisi pada dua moment ini.


Tugas ini gampang-gampang susah. Dengan banyak kenalan kontak para ustadz, saya bisa dengan mudah menghubungi mereka. Tapi susahnya adalah meng-kompromikan jadwal mereka dengan jadwal di masjid lain. Apalagi jika waktunya sudah mepet, alamat nggak kebagian jatah.


Tadarus Ramadhan 2022


Dua tahun terakhir ini memang saya rodo leren mikir bab itu, karena pandemi Covid yang membuat aktivitas di masjid dibatasi. Tahun 2020, masyarakat lebih banyak sholat di rumah masing-masing. Tahun 2021, sudah mulai agak longgar, tapi belum diperbolehkan mendatangkan ustadz dari luar. Sehingga cukup diisi oleh teman-teman ustadz dari kalangan intern kampung saja, termasuk saya. Saya memang ustadz kampung 😊


Bagaimana dengan tahun 2022 ini?


Ramadhan tahun 2022 ini saya buat berbeda. Ceramah bakda Tarawih dan Subuh saya tiadakan. Saya ganti dengan kegiatan belajar al-Qur’an. Mengaji al-Qur’an bersama-sama, dalam kelompok-kelompok kecil yang diampu oleh teman-teman di kampung yang sudah saya anggap mampu mengajari yang lain. Praktis saya tidak mencari penceramah lagi dari luar, kecuali untuk event-event yang agak special, misalnya Buka Bersama Akbar seluruh warga kampung dan Nuzulul Qur’an.


Ketika ide ini pertama kali saya sampaikan dalam rapat takmir menjelang Ramadhan, ternyata banyak yang mendukung dan menyetujui. Karena memang inilah yang menurut saya lebih dibutuhkan oleh jamaah. Bukan sekedar ceramah tanpa tema yang besok barangkali sudah dilupakan oleh jamaah, apalagi jika habis subuh, jamaah anteng mendengarkan karena sambil tidur 😊


Satu minggu puasa berjalan, alhamdulillah kegiatan ngaji qur’an bersama ini berjalan lancar. Ada banyak kelompok terbentuk di jamaah bapak-bapak maupun ibu-ibu, dengan tingkatan tadarus yang berbeda-beda. Ada yang baru mulai dari surat al-Fatihah, ada yang baru belajar Iqro, ada juga yang sudah mulai dari juz I. Tidak masalah, yang terpenting mereka mau belajar dan kebetulan juga ada yang mau mengajari.


Sebelumnya memang Saya kumpulkan ustadz-ustadzah yang saya pandang mampu. Saya ajak berembug bagaimana baiknya metode ngaji bareng nanti, setelah sebelumnya saya mohon kesediaannya untuk berjuang ngajar ngaji Qur’an untuk jamaah.


Puas dan bombong rasanya ketika ketemu jamaah dan ada yang bilang; “wah kulo seneng banget pak ngoteniki, saged sinau moco Qur’an. Raketan ting gratul neng seneng kulo” (wah saya senang sekali begini pak, bisa belajar baca al-Qur’an. Meskipun gagap nggak lancar, tapi saya senang). Dan beberapa komentar lagi yang senada ternyata banyak saya terima, yang pada intinya kegiatan semacam ini nampaknya menjadi sesuatu yang mereka butuhkan dan cari selama ini.


Meski saya senang mendengar banyak komentar positif dari jamaah, tapi di satu sisi saya juga berpikir, jangan-jangan kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering dilakukan di masjid selama ini kurang mengakomodir kebutuhan mereka? Katakanlah diantaranya kegiatan Yasinan malam Jumat, baca al-Kahfi jumat pagi, maupun kegiatan lain yang pada umumnya bacaan-bacaan Qur’an-nya dilakukan dengan cepat oleh mereka yang sudah biasa membaca, padahal mayoritas jamaah belum lancar bahkan ada yang belum bisa baca ayat-ayat tersebut.


Ini juga sebenarnya yang membuat saya mengusulkan bentuk kegiatan Ramadhan tahun ini berbeda. Sudah bertahun-tahun kegiatan yasinan (salah satu contohnya) diadakan, tapi pembacaan yasin-nya masih banyak yang salah. Panjang pendeknya, idghom Iqlab dll diterjang semua. Dan tidak ada upaya perbaikan sama sekali, atau mungkin kesempatannya yang tidak ada, karena setelah pembacaan yasin biasanya dilanjutkan ceramah.

 

Pada kesempatan pengajian buka puasa kemarin juga saya sampaikan kepada para jamaah, mari kesempatan ngaji bersama bakda tarawih dan subuh ini kita gunakan sebaik-baiknya. Mumpung ada yang mau ngajari ngaji, karena ngji qur;an itu harus digurokke (ada gurunya). Supaya sanadnya jelas. Ada yang bertanggungjawab terhadap kebenaran bacaan. Jangan belajar baca sendiri tanpa guru. Apalagi terus berani mengajar yang lain, bisa-bisa bacaanya sesat menyesatkan.


Majlis tadarus seperti ini memang perlu untuk selalu dihidupkan. Bukan saja untuk mereka yang belum bisa, tapi juga bagi kita yang sudah ‘merasa’ bisa. Kenapa? Sebab meskipun ngaji kita sudah diguru-kan, bisa jadi ada 1-2 ayat atau lebih yang mungkin lewat dari pendengaran guru kita. Atau mungkin ada yang kita lupakan dari apa yang diajarkan oleh guru kita. Nah, kesempatan tadarus seperti ini adalah untuk mengkonfirmasi ulang bacaan kita, apakah sudah betul atau belum.


Jadi…jangan merasa ‘tadarus itu bukan untuk saya’.

Mas Guru
Mas Guru Pendidik & Pengajar di MTsN 1 Yogyakarta. Sebelumnya di : MTsN 2 Bantul MTsN 5 Bantul MTsN 7 Bantul

Posting Komentar untuk "Ramadhan 2022 Ini Full Tadarus"