Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Hikmah Puasa Terpenting

Masih berkaitan dengan Ramadhan seperti tulisan saya sebelumnya tentang tadarus. Kali ini tentang hikmah esensial yang menurut saya perlu ditonjolkan dan sering diingatkan. Jika tujuannya sudah jelas, yaitu la’allakum tattaquun,  maka hikmah lain dari puasa ini perlu kita ekplore lagi.


Dalam banyak literatur dan ceramah yang kita dengarkan dari para kyai dan ustadz, ada banyak hikmah puasa yang sering disampaikan. Diantaranya adalah untuk menumbuhkan solidaritas kepada sesama utamanya kepada warga miskin, mengontrol hawa nafsu, menjaga kesehatan jasmani, dan bisa banyak berbagi kepada sesama. Ini yang biasa kita dengarkan selama ini. Ada tambahan?




Ternyata ada hikmah yang lebih penting dari itu semua. Apa itu? IKHLAS lillahi ta’ala. Tentu kita semua sudah familier dengan kata ini. Bahkan sering kita gunakan untuk menasehati orang lain, misalnya ‘bekerja itu yang ikhlas, kalau memberi yang ikhlas’ dan lain-lain. Kita sering mengucapkan, tapi barangkali kita sendiri masih sering tidak ikhlas.


Apa sih ikhlas itu? Ikhlas adalah melakukan sesuatu semata-mata karena Allah swt dan hanya mengharapkan balasan dari Allah swt. Bukan karena yang lain. Jika ada niat atau terbersit saja krentek di dalam hati ketika melakukan sesuatu itu karena orang lain, maka itu disebut RIYA’. Riya’ sering diartikan sebagai pamer. Ngetok-ngetokke perbuatannya kepada orang lain dengan tujuan tertentu.


Puasa, sebenarnya sudah mengajarkan kita untuk selalu ikhlas dalam beramal. Tidak karena orang lain, tapi semata-mata karena Allah. Bukan karena tujuan lain, tapi hanya Allah yang dituju. Karena orang yang benar-benar melakukan puasa dengan benar, pasti dia melakukan karena Allah semata. Mengapa? Sebab puasa adalah ibadah yang tidak berbentuk.


Coba kita bandingkan dengan rukun Islam yang lain.


Syahadat, ketika mengucapkannya ada suara. Orang lain bisa mendengarkannya

Sholat, ada gerakan tertentu yang harus dilakukan bahkan suara yang harus dikeraskan dalam situasi terntu. Orang lain bisa melihat dan mendengar.

Zakat, ada wujud benda dan orang lain yang diberi. Ini juga bisa dilihat orang

Haji, dilakukan bersama-sama dan ada prosesi tertentu yang harus dilakukan juga. Banyak orang bisa melihat kita.

Tapi puasa, tdak ada bentuknya. Ketika orang jalan bersama, duduk bersama dan tidur bersama pun tidak ada sesuatu yang bisa jadi pertanda bahwa seseorang sedang puasa karena sama-sama tidak melakukan aktifitas makan. Jadi tidak bisa diketahui seseorang melakukan puasa atau tidak, kecuali dirinya dan Allah.


Saya ingin membuat sebuah ilustrasi begini. Ketika saya berkumpul dengan teman-teman semua pada bulan Ramadhan, dan di situ saya tidak makan sesuatu, orang lain akan menganggap saya puasa. Tapi begitu saya masuk kamar sendirian dengan fasilitas kulkas yang ada banyak makanan dan minuman tersedia di dalamnya, saya bisa saja minum dan makan di kamar. Toh tidak ada yang tau. Dan ketika saya keluar kamar lagi untuk berkumpul dengan teman-teman, saya sudah bersih, tanpa ada sisa makanan di mulut. Pasti teman-teman saya masih menganggap saya puasa.

Tapi saya tidak melakukan aktifitas makan minum itu di dalam kamar.

Apa yang mencegah saya melakukan itu, padahal saya sendirian? Jawabannya tidak lain adalah karena Allah SWT. Saya yakin Allah melihat. Dan jika saya makan, maka puasa saya baatal.

Inilah yang dinamakan ikhlas karena Allah semata.


Karena itu allah menjanjikan pahala yang tidak terkira bagi orang yang puasa.


كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ


"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."

 

Balasan bagi orang yang puasa bukan hanya 10 atau 700 kali lipat, tapi tidak terkira, karena Allah sendiri yang akan membalasnya.

 

Nah, setelah puasa selesai, bahkan setelah kita bertahun-tahun melakukan puasa, sudahkah kita menjadi orang yang ikhlas?

Mas Guru
Mas Guru Pendidik & Pengajar di MTsN 1 Yogyakarta. Sebelumnya di : MTsN 2 Bantul MTsN 5 Bantul MTsN 7 Bantul

Posting Komentar untuk " Ini Hikmah Puasa Terpenting"