Berapa Lama Jarak Antara Adzan dan Iqomah ?

Dalam sebuah pengajian rutin di kampung, ada curhatan dari jamaah. Dia mengeluhkan jarak antara adzan dan iqomah yang tidak jelas. Kadang cepat, kadang lambat. Muadzin kadang hanya melihat keadaan, jika imam sudah siap di masjid, langsung diqomati. Jika belum ada, luama sekali iqomatnya nunggu sampai imam datang.

Jadi sebenarnya kapan harus qomat?

Sahabat religi, dalam banyak dalil yang kita temui, memang tidak ketentuan khusus. Apalagi sampai waktu yang ditentukan dengan menit. Namun Nabi memberikan rambu-rambu tentang jarak antara adzan dan iqomah ini.

Diantara beberapa rambu-rambu itu adalah :

1. Hadits dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ يَا بِلَالُ إِذَا أَذَّنْتَ فَتَرَسَّلْ فِي أَذَانِكَ وَإِذَا أَقَمْتَ فَاحْدُرْ وَاجْعَلْ بَيْنَ أَذَانِكَ وَإِقَامَتِكَ قَدْرَ مَا يَفْرُغُ الْآكِلُ مِنْ أَكْلِهِ وَالشَّارِبُ مِنْ شُرْبِهِ وَالْمُعْتَصِرُ إِذَا دَخَلَ لِقَضَاءِ حَاجَتِهِ وَلَا تَقُومُوا حَتَّى تَرَوْنِي

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ”Rasulullah ﷺ berkata kepada Bilal: “Wahai Bilal, jika engkau adzan maka lambatkanlah adzanmu, dan jika engkau iqamat maka percepatlah. Dan jadikanlah jarak antara adzan dan iqamahmu seukuran waktu yang dibutuhkan oleh seseorang yang sedang makan untuk menghabiskan hidangan makannya, atau seorang yang minum untuk menghabiskan minumannya, atau pun orang yang hendak buang hajat untuk menyelesaikan kebutuhannya dan janganlah berdiri hingga kalian melihatku.” [HR At Tirmidzi no. 180]

2. Hadis dari Abdillah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu:

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( بَيْنَ كُلِّ أذَانَيْنِ صَلاَةٌ ، بَيْنَ كُلِّ أذَانَيْنِ صَلاَةٌ ، بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ )) قَالَ فِي الثَّالِثةِ : (( لِمَنْ شَاءَ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

“Dari ‘Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Di antara setiap dua adzan terdapat shalat, di antara setiap dua adzan terdapat shalat, di antara setiap dua adzan terdapat shalat.”

3. Hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كُنَّا بِالْمَدِينَةِ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ، فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ، مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا

“Kami pernah tinggal di Madinah. Saat muadzin telah mengumandangkan adzan untuk shalat Maghrib, mereka (para sahabat senior) saling berlomba mencari tiang-tiang masjid lalu mereka shalat dua rakaat dua rakaat, sehingga ada orang asing yang masuk masjid untuk shalat mengira bahwa shalat Maghrib sudah ditunaikan karena saking banyaknya yang melaksanakan shalat sunnah sebelum Maghrib.” (HR. Muslim no. 837).

Diatas adalah beberapa hadis yang menjadi rambu-rambu tentang jarak antara adzan dan iqomah. Jadi, berapa lama? Tentu relatif dan bersifat fleksibel. Bisa disepakati antara jamaah dengan pengurus takmir masjid. Namun jika melihat rambu-rambu di atas, bisa diperkirakan waktunya antara 10-15 menit.

Buat apa sih harus diatur jarak antara adzan dan iqomah?

Pertama, untuk memberi kesempatan kepada para jamaah untuk melakukan sholat sunat qobliyah. Sebab ada beberapa sholat sunat qobliyah yang hukumnya sunnah muakkad dan fadhilahnya sangat besar, seperti qobliyah subuh (insyaAllah nanti akan saya tulis tersendiri tentang ini, semoga tidak lupa 😊)

Kedua, antara adzan dan iqomah adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Dengan menjarak-i agak lama, ada kesempatan buat para jamaah untuk berdoa pada waktu-waktu ini.

Ketiga, untuk memberi kesempatan kepada masyarakat umum hadir ke masjid. Mungkin ada yang ketika adzan dikumandangkan, masih punya keperluan lain yang tidak bisa ditinggalkan seketika. Sehingga ketika ada jarak waktu yang cukup antara adzan dan iqomah, mereka bisa hadir ke masjid tanpa ketinggalan jamaah.

Saat ini sudah banyak dijual waktu sholat digital yang mengatur secara otomatis waktu sholat dan iqomahnya. Ini bisa menjadi solusi bagi takmir masjid untuk mengatasi masalah ini. Tentu sekali lagi, waktunya bisa disepakati dengan para jamaah.